Dalam perkembangan signifikan, parlemen Turki memberikan persetujuannya terhadap usulan keanggotaan NATO Swedia pada hari Selasa. Menandai penghapusan hambatan besar dalam perluasan aliansi militer Barat. Pemungutan suara, yang dilakukan di majelis umum negara ini, menghasilkan mayoritas 287 lawan 55 suara yang menyetujui aplikasi Swedia yang diajukan pada tahun 2022. Langkah ini merupakan respons terhadap upaya Swedia untuk meningkatkan keamanannya menyusul serangan Rusia ke wilayah Ukraina.
Proses ratifikasi menghadapi penundaan selama 20 bulan, dengan Turki awalnya menyuarakan kekhawatiran atas perlindungan yang diberikan oleh Finlandia dan Swedia pada kelompok yang mereka cap sebagai teroris. Sementara keanggotaan Finlandia disetujui tahun lalu, Swedia menghadapi penolakan dari Turki dan Hungaria. Namun, persetujuan baru-baru ini menandai perubahan positif, menekankan dukungan untuk perluasan NATO guna memperkuat upaya penangkalan.
Ketua komisi parlemen Foreign Affair juga anggota partai berkuasa, Fuat Oktay, menyoroti pentingnya perluasan NATO dalam meningkatkan upaya penangkalan aliansi. Oktay menyatakan harapannya bahwa sikap Finlandia dan Swedia dalam memerangi terorisme akan menjadi contoh bagi sekutu lainnya.
Jeff Flake Memuji Turki
Duta Besar Amerika Serikat untuk Turki, Jeff Flake, memuji keputusan parlemen negara itu dan menekankan komitmen Turki pada NATO sebagai bukti kemitraan yang berkesinambungan. Tobias Billstrom, Minister Luar Negeri Swedia, menyambut baik kabar ini. Menyatakan antisipasinya terhadap tanda tangan ratifikasi oleh Presiden Erdogan, yang diharapkan dalam waktu dekat.
Hungaria tetap menjadi satu-satunya anggota NATO yang belum menyetujui keanggotaan Swedia. Dengan Perdana Menteri Viktor Orban yang memiliki hubungan baik dengan Vladimir Putin. Orban mengundang rekan sejawat Swedia untuk perundingan terkait keanggotaan, dan parlemen Hungaria dijadwalkan akan kembali pada pertengahan Februari.
Jens Stoltenberg, Sekretaris Jenderal NATO, senang dengan langkah Turki. Dia mengatakan: “Saya juga mengandalkan Hungaria segera merampungkan ratifikasi nasionalnya secepat mungkin.”
Hungaria dan Turki menjaga hubungan yang baik dengan Rusia kalau dibandingkan dengan anggota NATO lainnya yang dipimpin oleh AS. Meskipun mereka juga menentang serangan Rusia ke Ukraine, Turki mengkritik sanksi Barat pada Moskow. Sementara itu, Rusia memperingatkan bahwa akan merespons jika NATO memperkuat infrastruktur militer di dua negara tersebut.
Swedia, yang usul keanggotaannya membuat pergeseran sejarah dari kebijakan yang non-terlibat, menjadi membantu pertahanan NATO untuk wilayah Laut Baltik menghadapi Rusia.
Negosiasi
Tertundanya persetujuan keanggotaan NATO Swedia oleh negara ini membuka pintu bagi serangkaian negosiasi dan pemberian konsesi. Turki mendorong Swedia untuk mengintensifkan sikapnya terhadap anggota lokal Partai Pekerja Kurdistan (PKK), sebuah kelompok yang dianggap sebagai teroris oleh Uni Eropa dan Amerika Serikat. Sebagai tanggapan atas dorongan ini, Swedia memperkenalkan undang-undang anti-terorisme baru yang secara tegas melarang keanggotaan dalam organisasi teroris. Langkah-langkah serupa juga diambil oleh Swedia, Finlandia, Kanada, dan Belanda dalam melonggarkan kebijakan ekspor senjata ke Turki.
Dalam forum parlemen, Fuat Oktay, perwakilan dari partai AKP di bawah kepemimpinan Erdogan, mengumumkan dukungan mereka terhadap usulan keanggotaan NATO Swedia. Mengacu pada langkah-langkah positif yang diambil Swedia dalam melawan terorisme. Partai-partai sekutu seperti MHP dan partai oposisi utama CHP juga menyuarakan dukungan mereka terhadap keanggotaan Swedia. Sementara partai oposisi dari berbagai spektrum, yaitu nasionalis, Islamis, dan kiri, menolaknya. Sebanyak empat anggota parlemen memilih untuk abstain.
Presiden Erdogan, yang telah mengajukan usulan keanggotaan Swedia ke parlemen pada bulan Oktober, mengaitkan ratifikasi tersebut dengan persetujuan AS terhadap penjualan pesawat tempur F-16 kepada Turki. Gedung Putih telah menyatakan dukungan mereka terhadap penjualan tersebut, dan beberapa analis menduga kesepakatan akan segera tercapai setelah Turki memberikan persetujuan terhadap usulan keanggotaan Swedia. Namun, hingga saat ini, belum ada kerangka waktu yang pasti untuk persetujuan Kongres AS terhadap kesepakatan tersebut.